behind billion personalities
I’ll tell you you’re special there’s no one like you…
I love and adore everything that you do…
I’ll tell you you’re special there’s no one like you…
In every little thing that you do…
KRAAK … pintu kelas terbuka perlahan. Seorang gadis manis spontan terpaku saat melihat apa yang tengah terjadi di depannya. Reno langsung menepis tangan cewe didepannya saat melihat Dinda udah mematung didepan pintu. “Din…sejak kapan loe disini?” tanya Reno tanpa melihat gadis itu.
Kenapa begitu berat rasanya…
Walau hanya menyimpan namannya dalam kenangan…
Dinda menggigit bibirnya menahan tangis. Ditatapnya Reno dalam. Lalu diliriknya cewe seksi yang berdiri disebelah Reno. Reno memandang Dinda tanpa kata-kata. Sesungguhnya hanya Dinda yang mengisi hari-hari Reno selama ini, dan entah setan apa yang merasukinya hingga ia bisa melakukan hal yang sangat memalukan didepan Dinda. Dan menyakiti gadis itu tentunya. “maaf, sepertinya aku salah masuk kelas…” sahut Dinda lalu berbalik menuju pintu. “tunggu Din…” panggil Reno lirih. “udahlah Din, loe gak usah pura-pura sakit hati dengan perasaan sok suci loe itu” celetuk Chika yang menatap Dinda tak suka. “Chik, loe mending pergi sekarang!” usir Reno. “kenapa? Bukannya loe sendiri yang bilang loe gak tahan sama dia??” ujar Chika sengit. “Chika!!!” bentak Reno. “apaan sich loe Ren? biarin aja dia tau alasan loe sampe kayak gitu? Itu karena lagak loe yang sok suci Din, loe pikir cowo mana yang tahan punya pacar childish kayak loe hah?! PLAAKK!!... spontan Chika terhuyung. Pipinya memerah sementara matanya memandang tajam ke arah Reno yang baru aja menamparnya. “jangan pernah sekalipun loe berani bentak Dinda di depan gw, ngerti loe hah??!” sentak Reno. “loe??” sergah Chika gak terima. “Ren, apa bener yang dia bilang?” tanya Dinda pelan. Reno gak menjawab dinda. Dia hanya menatap gadis itu lama. Dinda segera mengetahui jawabannya. Dinda segera menangis. “Ren.” Panggil dinda lirih. Reno mendongak. “jadi bener, jadi bener aku itu sok suci, aku childish sampai kamu gak tahan pacaran sama aku? Jawab Ren” pinta Dinda putus asa. Reno menatap dinda sedih. “Din…gw…gw bener-bener nyesel udah ngelakuin ini sama loe, tapi satu hal yang loe harus tau, waktu gw bilang cinta sama loe itu bener Din, gw emang jatuh cinta sama loe sejak pertama kali kita ketemu, gw sayang banget sama loe” kata Reno menyesal. Dinda menggeleng sambil menghapus air matanya. Perlahan gadis itu berjalan mendekati pintu. “Din, please loe dengerin penjelasan gw dulu, gw sama Chika..”, “berenti!!” pekik dinda saat Reno berjalan mendekatinya. “tapi Din..”,”aku bilang berenti disitu!” ulang Dinda dengan nada meninggi. “Heh Din, asal loe tau Reno tuch gak bakal sama gw kalo loe tuch cinta sama dia !”
Dinda menghentikan langkahnya, begitu pun Reno. Dinda terhenyak sejenak.
Cinta??...
“kenapa loe diem Din, loe gak cinta kan sama Reno, iya kan?” Tanya Chika. Senyum puas mengembang di wajahnya. Sedang Reno melempar pandangannya ke lantai. Wajahnya memucat menunggu gadis yang paling dicintainya melebihi apapun di dunia ini mengatakan sesuatu yang sangat diharapkannya sejak lama.
Cinta??...
Dinda memejamkan kedua matanya.
… 10 tahun lalu diantara lampu temaram seorang bocah berusia 8 tahun tengah berada dipinggir sungai besar yang membelah Dream city menjadi dua. Bocah itu duduk diatas batang pohon besar yang tumbang sambil memandang kosong ke tengah sungai. Udara saat itu begitu dingin. Angin malam berhembus meniup pepohonan seraya menjatuhkan dedaunan yang layu ke permukaan tanah. Jam menunjukan pukul 1 pagi. Dari balik tirai gorden jendela sebuah kamar di lantai 3. Seorang gadis kecil memeluk boneka beruang kesayangannya sambil menatap bocah itu lama. Lama sekali.