Rabu, 13 Juni 2012

freak lover part#1


Freak lover story
ji hen duduk di mendapat kursi kelas bisnis. inilah waktunya untuk membuktikan, eh salah mewujudkan mimpinya yang terlalu tinggi. menikahi actor korea. meski kedengaran aneh dan terlalu maksa. tapi mimpi adalah mimpi. kata orang mimpi kecil dan mimpi besar sama aja, jadi kenapa gak mimpi besar banget aja sekalian.
secara dari 25 tahun hidup, sekalipun tidak pernah ada yang mengajukan diri jadi pacarnya. selalu sendiri menghadapi hidup yang ruwet ini, halaahh.. lebay.com. yang bener adalah ia memang gadis yang kurang beruntung dalam kisah percintaan, bukan bukan tapi benar-benar sangat tidak beruntung, menyedihkan, mengenaskan. bagaimana bisa tidak ada satupun orang yang mengajaknya berkencan. ia gak terlalu jelek meski jauh dari cantik. menurutnya cowok-cowok itu aja yang gak punya kaca dirumah, padahal muka mereka juga gak jauh lebih ganteng dari muka ji hen. udah segitu direndahin harga diri seorang ji hen yang katanya mahal itu, tapi mereka sama sekali gak punya hati. kalo gak dijadiin pelarian karena ditolak teman ji hen (inisial b), mereka menjadikannya umpan untuk membuat teman ji hen (inisial a) cemburu, bahkan ada mereka menjadikan ji hen pelarian karena gak bisa ngegebetin temen ji hen (inisal c, yang putih). apa salahnya jadi orang item. tuh cowok itu juga pendek, bibir tebel, bantet, dan rambut ikal jarang. apa bagusnya dari dia? kenapa begitu menuntut tipe cewek putih?. ji hen inget dengan sangat jelas saat temannya (inisial c) mengenalkannya pada seorang cowok (inisial z). saat berhubungan lewat pesan singkat si z begitu antusias ingin bertemu ji hen, meski berkali-kali ji hen bilang ia gak cantik tapi si z begitu terobsesi sampai pernah maksa kalau dia Cuma sekedar lewat rumah ji hen dan meminta ji hen berdiri depan rumah. dan kisah selanjutnya sudah pasti bisa ditebak. mereka bertemu di sebuah tempat makan fast food. dan setelah itu. pesan singkat pun berhenti. ji hen jelas menduga alasannya. karena dia jelek. oh tentu aja. maka ia pun mulai meneror si z dan mengiriminya pesan berantai. sampai pada suatu waktu si z menghubungi ji hen sambil berpura-pura curhat tentang pacarnya dan menyempilkan kalimat aneh di akhir percakapan. mungkin aja kamu suka sama aku. hah apa? kenapa kamu bisa ngira aku suka sama kamu? ji hen bertanya dengan berapi-api. apakah seorang cowok menelfonnya hanya untuk memastikan bahwa ji hen lah yang mengejarnya begitu? begitukah cara cowok sok ganteng memastikan perasaan cewek jelek lewat telfon? dan jawabannya sangat ringan dan seakan tanpa dosa. persis seperti cowok ganteng kaya raya yang terkenal. yah siapa tau kamu bener suka sama aku. kalau aja bukan di telfon pasti ji hen sudah membuat cap sepatu di wajahnya. kenapa bisa ada kisah percintaan yang sebegitu tragisnya. ataukah dia satu-satunya orang yang memiliki kisah cinta setragis ini di muka bumi. nah karena mimpi kecil memiliki pacar biasa-biasa pun gak pernah kesampean dan selalu membuat sakit hati kenapa gak mimpi besar banget aja buat memiliki pacar actor korea. ini mungkin semacam obsesi akibat kesetresan tingkat tinggi. ji hen membuka buku agendanya yang masih berlabel harga di ujungnya. dengan ekspresi berfikir serius ia menulis sesuatu. gak lama pesawat pun lepas landas. 1 jam berlalu ji hen terlihat mencoret sesuatu. menemukan cinta di pesawat. ini pun bahkan gak tercapai, keluhnya sambil membuang muka ke jendela. padahal sudah dari tahun lalu ia berdoa supaya bisa satu pesawat dengan choi si wen. kalau bisa duduk di sebelahnya. walau itu doa yang nyaris mustahil. tiba-tiba seorang pramugari datang memberikan menu makanan pada ji hen. dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang tengah duduk di sampingnya. choi si wen. cowok itu berbicara pada pramugari dengan bahasa aneh yang ji hen gak tau yang seakan hanya dimengerti oleh mereka. choi si wen menunjuk ji hen yang dianggukkan oleh si pramugari. baru aja pramugari itu pergi pesawat tiba-tiba berguncang hebat dan menukik turun dengan tajam. semua orang berteriak. ji hen melotot. ia bisa merasakan seperti sedang naik rollcoasrter. apa ia akan mati? bahkan ia belum menemukan jodoh? ji hen menoleh pada choi si wen yang tengah sibuk berkomat kamit seperti membaca doa. jantung ji hen berdegup kencang bukan karena mimpinya terkabul duduk di sebelah choi si wen. tapi beberapa detik lagi pesawat ini akan jatuh di suatu tempat dan meledak. ia akan mati seperti film final destination. ia merasakan saat tidak ada hal apapun yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hidupnya selain menghadapi kematian. harusnya ia tidak bermimpi setinggi itu. sehingga tidak perlu naik pesawat ini. ia bahkan tidak bisa membaca berita jatuhnya pesawat naas di Koran besok pagi. dan tidak ada satu orangpun yang mengenali dan prihatin dengan kisah percintaannya yang tragis. ia tamat. ji hen ingin berteriak. ia tidak mau mati. tidak. tidak mau. tidaaaakkk… matanya terbelalak lebar dengan tangan terkepal ke atas dan peluh yang bercucuran di wajahnya. ji hen segera melepas ikat sabuknya dengan brutal dan berdiri gemetaran. di raihnya baju apung dari bawah kursi dan berusaha meniupnya tapi tidak mau mengembang. ji hen panik dan langsung memakai baju apung itu dan kembali meniupnya. ia tiba-tiba teringat dengan choi si wen. “ayo kita harus melompat dari sini!” seru ji hen menarik tangan choi si wen berasa perintah. dan betapa kagetnya ia saat melihat orang yang duduk disampingnya bukan choi si wen. tapi  junkyung. personil best. cowok yang sempat ia lihat di Wikipedia berumur satu tahun di bawahnya itu tengah memandanginya dengan aneh. atau malah mengiranya gila. begitu juga dengan semua orang disekitarnya. seorang pramugari datang menghampiri ji hen dengan wajah seperti mengatakan ‘dia sedang caper dengan sang aktor’ lalu bertanya menggunakan bahasa inggris yang berarti menanyakan keadaan ji hen baik-baik saja atau tidak. ji hen menoleh ke jendela. pesawat tampak berada di antara awan dan stabil. tidak berguncang bahkan menukik. ji hen menoleh lagi pada junkyung. apa ini? apa dia baru aja bermimpi?. karena tidak mendapat tanggapan dari ji hen. si pramugari bertanya pada junkyung yang dijawab dengan bahasa yang juga tidak dimenegerti ji hen. si pramugari tampak tertawa kecil mendengar penjelasan junkyung. ji hen mengawasi mereka hingga si pramugari itu kemudian pergi. junkyung kembali dengan ipad nya tanpa menoleh pada ji hen. suasana menjadi kikuk dan sangat aneh. ji hen melepas baju apungnya dan kembali memasang sabuk pengamannya. beberapa waktu berlalu. jun kyung tampak sibuk sendiri dengan ipad dan earphonenya. situasi ini harusnya bisa dimanfaatkan, pikir ji hen sambil senyum-senyum sendiri. ia membayangkan meminta junkyung berfoto dengannya. haha.. lalu ia akan mengedit mukanya dan juga matanya yang sedikit sipit sebelah kanan juga hidungnya yang agak lebar lalu diputihkan sedikit. tiba-tiba si pramugari itu datang lagi membawa secangkir minuman pada ji hen dan junkyung. ji hen menoleh sekilas dan cuek aja dia kira itu minuman pesanan junkyung. sampai si pramugari itu memanggil sebutan nona dengan mata yang sedikit melotot padanya. ji hen menerimanya dengan ragu-ragu. si pramugari itu pun pergi setelah tersenyum pada junkyung. tidak heran kenapa dari tadi hanya dia yang menghampiri mereka. mungkin fans junkyung. batin ji hen. tapi apa jun kyung yang memesankan minuman untuknya? atau ada servis tambahan untuk penumpang panik sepertinya? ji hen menyeruput minumannya sambil melihat junkyung yang menoleh padanya. karena sedari tadi ji hen terus melihatnya. tidak disangka junkyung menarik seulas senyum di bibirnya pada ji hen. seakan mendapat lampu hijau dan tanpa berpikir panjang ji hen pun langsung membuka percakapan dengan junkyung yang entah iya entah tidak mengerti bahasa yang diucapkan ji hen. “hi.. let me introduce my self, im ji hen and you?” Tanya ji hen sambil nyengir pada junkyung. junkyung menoleh. I’m junkyung. jawabnya singkat masih dengan senyumnya lalu menoleh lagi pada ipadnya. tampaknya wajah ji hen tidak cukup imut dan innocent seperti di drama serial yang mampu membuatnya empati dan tertawa karena lucu. mungkin wajahnya tidak cocok dengan ekspresi lugu dan imut. ji hen pun mengubah mimik wajahnya dengan sedikit tegas seperti wanita dewasa. “ng..if im not wrong, you are an actor right?” Tanya ji hen tanpa tanggapan. tampak junkyung sibuk mendengar music di earphone nya sambil terus menatap ipad.  wajah udah persis, nama udah sama. pasti ia bener-bener personil best. ji hen pun segera mengambil kamera pocket dari tasnya. ia mendekat pada junkyung dan ckrett.. junkyung mendongak melihat ji hen yang baru memfoto mereka tanpa permisi. ji hen melihat layar kameranya. fotonya bagus untuk junkyung. yaiyalah actor. nah tapi parah banget sama mukanya. matanya besar sebelah. burek dan terlihat wajahnya terlalu lebar alias salah angle. ji hen berdecak sambil manyun lalu menoleh pada junkyung yang masih menatapnya dengan ekspresi tidak suka. “sory, but could you, I mean could I take our picture once again, just one more” pinta ji hen “im your fans, from Indonesia, your big fans” tambah ji hen seraya merentangkan tangan menunjukkan betapa big nya. junkyung menarik ujung bibirnya untuk tersenyum dengan ekspresi terpaksa. ji hen menjauhkan kameranya dan menjepret lagi. junkyung kali ini senyum. seperti iklan pasta gigi. namun wajah ji hen Cuma terjepret sebagian. sungguh jelek sekali. ji hen berdecak lagi. jepretan ketiga. hampir sempurna. ji hen tersenyum senang. jepretan keempat. gagal total. gambarnya kabur. jepretan kelima. wajah ji hen tampak burek. seperti foto kopi dan susu. soal memutihkan wajah ji hen sudah ahlinya tapi wajahnya tampak lebih gendut dan besar dari junkyung. saat ji hen berniat menjepret keenam kalinya junkyung mulai marah dan menolak berfoto lagi. dengan wajah sadis ia pun melepas sabuk pengamannya dan berdiri seraya berjalan pergi. kemana dia? tapi earphone nya jatuh. apa dia bermaksud pindah kursi. dan benar aja gak lama kemudian seorang cowok bertumbuh gemuk datang dan duduk di kursi sebelah ji hen. 1, 2, 3 jam berlalu. benar. dia menukar kursinya dengan orang ini. ji hen mendengus. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar