Selasa, 24 April 2012

Freak lover story #1


Ada sepasang suami istri yang baru menikah. Yoon sang adalah actor korea yang terkenal sementara ji hen Cuma orang biasa dan bahkan bukan orang korea. Pada suatu waktu sang mertua, yakni ibu yoon sang datang mengunjungi rumah baru mereka di seoul. Namun saat itu yoon sang sedang ada syuting sehingga mereka hanya tinggal berdua saja di rumah. Mungkin ini adalah awal dari semuanya, saat ibu yoon sang tau ji hen sama sekali tidak bisa memasak ia sepertinya mulai tidak menyukai menantu barunya itu. Keesokan harinya tiba-tiba saja ibu yoon sang terserang flu berat dan ji hen benar-benar  tidak tau harus berbuat apa. Untung saja teman ji hen, na ying memberinya resep sup yang manjur untuk flu. Setelah susah payah membuatnya ji hen mengantarnya ke kamar sang mertua, namun bukannya senang sang mertua malah marah-marah. “sup apa ini rasanya seperti sampah!” umpat sang mertua berang. Di bilang begitu ji hen jadi panas. “aku tidak mau makan ini!” lanjut sang mertua membuang muka. Dengan kesal ji hen pun mengambil mangkuk sup itu lalu membuangnya ke tempat cuci piring. Tiba-tiba sang mertua berteriak memanggil-manggil yoon sang. “yoon sang anakku, aku benar-benar tidak tahan lagi, flu ini sudah membuat ibu gila!” serunya dari kamar. Dengan perasaan gak jelas yang menumpuk ji hen masuk ke kamar. “ada apa bu?” tanyanya sok perhatian. “aku memanggil anakku yoon sang bukan dirimu”, “apa?”, “kenapa kau masih berdiri disitu, ayo cepat keluar dari kamarku!” usir sang mertua sadis. Kamarnya? Itu kamarku dan yoon sang. Batin ji hen kesal. Namun saat ji hen berbalik ke arah pintu.

“tunggu!” sergah sang mertua. “leherku sakit sekali, cepat ambil obat dan pijat aku” ujar sang mertua seakan perintah. Dengan tanpa kata-kata ji hen pergi lalu datang lagi membawa minyak urut. selagi memijat sang mertua terus bertanya pada ji hen. “ceritakan tentang hidupmu” ujar sang mertua. “tidak ada”, “apa? Mana mungkin tidak ada cerita, bagaimana dengan cerita saat kau kecil sampai kuliah apa saja penghargaan yang kau dapat?”, “dulu waktu tk sempat menang juara tiga mewarnai”, jawab ji hen aneh. “apa? Bangga sekali dirimu, lalu apalagi?”, “tidak ada”, “ssshhhh.. sial sekali anakku mendapatkan istri sepertimu” ucap sang mertua sadis. “lalu memangnya apa yang kau lakukan saat kuliah dulu, kau pernah kuliah kan?”, “iya, tapi sepertinya aku salah mengambil jurusan, hanya aku gak bisa keluar begitu saja karena sudah menghabiskan banyak uang, dan ini semua karena temanku, andai saja aku tidak begitu bodoh menurutinya dia bahkan tidak masuk disana bersamaku”, curhat ji hen berapi-api. “lalu?”, “dia masuk universitas yang benar-benar dia inginkan, sementara aku merasa hidupku sangat berantakan, seharusnya aku tidak memilih kuliah disanam sungguh menyebalkan”, “bagaimana cerita saat kau duduk di bangku sekolah dasar?”, “tidak ada yang pantas dikenang, dulu aku sangat cengeng, dan teman-temanku suka membuatku menangis, aku benci sekali mengingat mereka semua”, “bagaimana dengan teman kuliahmu?”, “aku merasa tidak cocok dengan mereka, kadang aku sering menangis merenungi nasibku yang nyaris hancur, ini sungguh aneh, bagaimana seluruh kehidupanku bisa jadi begini”, “kau ini suka sekali mengeluh, jangan-jangan kau juga tidak senang tinggal disini bersama anakku hah?”, “tidak tau”, spontan sang mertua mendongak kaget. “apa? Apa maksudmu tidak tau?”, “ya kan belum tau akhirnya gimana, tapi sejauh ini aku cukup senang disini”, “baguslah, heuh awas saja sampai kau berani mengecewakan anakku, aku sendiri yang akan membunuhmu”. Ji hen tersenyum miris. “begitu? Lalu bagaimana  jika dia yang mengecewakan aku, apa kau juga akan membunuhnya?” celetuk ji hen tanpa dosa. “a..apa? Apa kau bilang? kau… kau…” geram sang mertua marah. Dan dimulailah genderang perang sang mertua dengan sang menantu sampai akhirnya pada suatu malam yang tak berbintang sang mertua mengajak seorang gadis makan malam di rumah yoon sang dan ji hen dengan alasan merayakan kepindahan yoon sang ke rumah baru. Selama makan malam sang mertua terus saja menyanjung si gadis karena pengalaman hidupnya yang bak di alam mimpi (negeri dongeng). Begitu indah. Begitu sempurna. Sejak kecil menjadi juara kelas, mendapat penghargaaan mulai dari menjadi pianis berbakat sejak kecil, menulis skenario yang katanya akan di filmkan dengan dia menjadi pemeran utama, pintar memasak, juara renang, dan pintar bermain banyak alat musik, segudang piala sudah memenuhi rumah, prestasi yang nyaris tanpa cela. Begitu cantik dan dari keluarga baik-baik dan juga kaya raya, seperti putri raja dalam dongeng. “katanya kau juga bisa 6 bahasa yoo jin, benarkah itu?”, “ah bibi, jangan menyanjungku seperti itu aku kan jadi malu”, “malu pada siapa, yoon sang?” canda sang mertua tanpa dosa. Kress.. kreuk.. kreuk.. ji hen menggigit kerupuknya dengan sadis. “kenapa?” Tanya ji hen saat semua orang memandang ke arahnya termasuk yoon sang. “kau kenapa?” Tanya yoon sang pelan saat melihat ji hen mengambil 5 centong nasi ke mangkuknya hingga menggunung, lalu sayur, lalu daging, lalu “kau tidak lihat aku sangat lapar” jawab ji hen dengan mulut penuh makanan, namun saat ia tahu yoo jin menatapnya ia langsung tertawa. “kenapa? Apa aku terlalu cantik bagimu?” Tanya ji hen membuat ayah, ibu dan yoon sang langsung tersedak mendengarnya. “apa?” yoo jin balik bertanya dengan senyuman yang bagi ji hen sangat menyebalkan. “dari tadi ku perhatikan kau melihatku terus” jawab ji hen sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya. “ah.. maaf aku tidak bermaksud..”, “ah yoo jin, tambah lagi dagingnya ya, kau kan paling suka daging ini, dulu saja setiap bibi mau masak kau selalu minta dibuatkan daging ini, kau ingat tidak sudah lama sekali ya”, potong sang mertua mencairkan suasana. “tentu saja aku ingat, masakan bibi itu kan paling enak sedunia”, “ah yoo jin, kau ini bisa saja, tapi belakangan ini bibi lihat kau semakin kurus, sering-seringlah datang ke rumah bibi akan buatkan makanan yang banyak untukmu”, “baiklah bi” jawab yoo jin manis. Sekilas ia menatap yoon sang yang juga menatapnya. Yoo jin tersenyum, begitupun yoon sang. Mereka tersipu satu sama lain, dan itu membuat ji hen semakin kesal. Apa-apaan mereka itu, apa harus tersenyum dengan cara seperti itu? Dan orang tua yoon sang itu, apa mereka tidak sadar ada aku disini, tega sekali mereka berbicara tanpa mengajakku. “kau juga yoon sang, makanlah yang banyak” sahut yoo jin sambil mengambilkan daging dan sayur untuknya. Spontan ji hen melotot. “terimakasih” sahut yoon sang. Wajahnya memerah. “apa pekerjaanmu begitu melelahkan hingga kau jadi kurus begini?” Tanya yoo jin cemas. “dia itu memang anak yang keras kepala, setiap hari yang ada dikepalanya itu cuma  mengejar uang, uang dan uang” ujar ayah yoon sang, spontan yoon sang tersedak. “ayah, kenapa bicara seperti itu di depan yoo jin, ssshhh.. memalukkan sekali” tegur ibu yoon sang. “memangnya kenapa? Kau seharusnya bangga karena dia kita bisa hidup seperti sekarang iya kan?” ungkap ayah yoon sang terkekeh. Yoo jin tersenyum. Gak lama kemudian acara makan malam pun selesai namun ji hen masih terus melahap segumpal nasi di mangkuknya. Ibu yoon sang menatapnya benci lalu berpaling ke arah yoo jin yang terlihat begitu manis dengan gaun pink yang dikenakannya malam ini.

Ji hen duduk di kasur mereka saat yoon sang masuk dan mengganti baju. Dilihatnya wajah ji hen yang masem lalu melenggang masuk ke dalam toilet. jam menunjukkan pukul 1 pagi. ji hen melirik yoon sang yang sudah tidur lelap di sampingnya. ji hen memain-mainkan tombol hapenya. jam 1:35 pagi. ji hen tiba-tiba terpikir ide gila dan mulai membrowsing nama yoon sang di mesin pencari. yoon sang Wikipedia. actor, singer, lahir tanggal 13 juli. dia cancer. ji hen inget sewaktu SD punya temen berzodiak cancer dan sama sekali gak pernah akur. temen sewaktu SMA juga sama. dan saat masuk kuliah juga lebih parah. tapi kali ini dia tidur bersama si kepiting. ji hen melirik yoon sang dan tersenyum. aneh. ia mulai tertawa sendiri sambil terus mengutak-atik tombol hapenya. tiba-tiba mata ji hen mendelik saat melihat link tentang yoon sang girl friends. kenapa gak pernah terpikir dari awal untuk membuka situs ini. ji hen pun langsung membukanya dengan serius. artis bernama yooni. semua fans berfikir kalau mereka pasti berjodoh. apa-apaan ini. ji hen melotot. karena nama depan mereka sama. langsung saja ji hen membrowsing nama yooni. artis, singer, telah menikah dengan aktor jang geun park. KRIIIIIIINGGGGG… ji hen melompat kaget saat mendengar suara wekker berbunyi. Dilihatnya yoon sang sudah tidak ada di tempat tidurnya. ji hen melirik jam wekkernya yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Rumah tampak sepi. Ji hen melongokan wajahnya keluar pintu. tak ada orang. Ji hen melangkah membuka kulkas. kosong. beberapa menit kemudian ia sudah ada di jalan menuju minimarket. “eh lihat, lihat itu kan wanita itu” tunjuk seorang ibu pada ji hen. “wanita yang mana? siapa dia?”,”haduuuh masa kau tidak tau, dia itu istri actor terkenal yoon sang !” seru si ibu membuat orang-orang disekitarnya spontan menoleh dan kemudian ikut berkerumun. “mana, mana??” sahut beberapa gadis sma yang berlarian dating ke kerumunan. “itu yang pakai baju cokelat disana itu” tunjuk si ibu lagi. “owh ya ampun”,”dia bahkan tidak memiliki selera baju yang bagus”,”iya benar, baju itu kan model keluaran 3 tahun yang lalu”,”dia sungguh memalukan”,”bagaimana wanita seperti itu bisa menjadi istri yoon sang kita?”,”mungkin dia memakai ilmu hitam”,”ahh yang benar?”,”Oh Tuhan!!” seru seorang gadis histeris. “kenapa sih?”,”kau ini kenapa?” sahut temannya. “dia, sendalnya” tunjuk gadis itu. Ji hen berjinjit berusaha menggapai sesuatu di rak paling atas sementara semua orang memperhatikannya, eh maksudnya sendalnya. ia memakai sandal jepit yang sangat dekil dan kotor. “wanita itu benar-benar..” ujar ibu tadi lalu berjalan menghampiri ji hen yang tengah tersenyum karena berhasil mengambil sekaleng sarden di tangannya. “kau..” tukas si ibu membuat ji hen spontan menoleh. betapa kagetnya ia melihat sekerumunan orang-orang tengah memandanginya. “e..”,”bagaimana mungkin kau bisa..” suara si ibu tercekat ditenggorokan saat ji hen tiba-tiba berteriak histeris. “tidaaaaakkkkk.. kalian salah orang, aku tidak bermaksud mencuri, tadi aku Cuma mengambilnya saja, aku berniat membayar, apa kalian pikir aku tidak punya uang berapa harganya ini eee…” ji hen memelototi label harga di kaleng sardennya. ia lalu merogoh dompetnya. ji hen tiba-tiba merasakan ada aliran dingin yang mengalir di tubuhnya. ya  Tuhan. ia bahkan lupa kalau semua uangnya ia taruh di laci lemari. ia lalu buru-buru meletakan kaleng sarden itu di rak sembarang. “eh sepertinya aku berubah pikiran, aku ingin beli jengkol dan pete aja” sahutnya lalu berbalik dan pergi secepat kilat. orang-orang tampak memandanginya dengan wajah bingung begitu juga dengan si ibu tadi. mungkin mereka bingung dengan kata-kata ji hen yang berbicara dengan bahasa Indonesia. atau malah mereka bingung kenapa ji hen mau beli jengkol dan pete. tapi kayaknya yang pertama lebih mendekati kebenaran. ji hen melangkah cepat keluar dari supermarket itu. kenapa juga terpikir olehnya nyasar ke supermarket segala. harusnya ia ke minimarket saja tadi. atau ke pasar. tapi dimana pasar sekitar sini ji hen juga tidak tau. membosankan. jam menunjukan jam 2 siang. tidak ada makanan. ji hen mengganti-ganti chanel tv. eh ada drama bagus. cowoknya juga tampan. ji hen tersenyum dan langsung memasang posisi nonton yang sempurna dan saat memasuki adegan terserunya tiba-tiba. “bagus sekali..!!” seru suara yang seketika membuat ji hen kaget dan melempar remote tv hingga mental ke akuarium dan PRAAAANGGGG… seketika akuarium pecah membuat air dan para ikan langsung tertumpah berserakan di lantai. ji hen segera berdiri memandang ibu mertuanya. ibu yoon sang menatapnya seperti ingin menelannya hidup-hidup. “apa yang kau lakukan? apa kau marah karena aku panggil lalu memecahkan akuarium anakku??” pekik ibu yoon sang sangar. “tidak..” jawab ji hen yang lalu berlari ke arah akuarium. to be continued

3 komentar: