Rabu, 26 Oktober 2011

Freak Lover

“MENCINTAIMU SEPERTI MENONTON FILM DRAMA, KARENA KAU BAGIAN DARI DRAMA ITU, DAN AKU HANYA BERADA PADA KURSI PENONTON SAMPAI CERITA INI DIMULAI”
aku tinggal di suatu tempat yang jauh. pertama kali melihatmu lewat cd bertema drama seri. ini seperti kisah cinta yang aneh.
syuting film dimulai. Umel duduk di tempat yang gak terlihat selama syuting. setelah syuting break Ragil tampak berjalan melewati Umel tanpa menoleh. hapenya bergetar dan ia tampak bicara dengan suara telfon. Umel manyun dan berdiri ke tempat yang lebih teduh. ternyata melihat langsung mereka gak seramah dan selucu saat di dalam film.
para script writer dan sutradara berusaha memboikot Umel sebagai penulis scenario. karena dia terlalu pemula untuk sukses lagi pula dia dari Negara lain dan tidak pernah menulis sebelumnya. sang actor yang sudah di sepakati pun membatalkan kontrak dengan alasan managernya tidak mau mengambil resiko dan bayaran terlalu rendah. akhirnya sepulang rapat pembatalan actor Umel pergi ke pasar tradisional mencari bahan kue. tapi tiba-tiba dia bertemu dengan seseorang. actor hidup dari Freak Lover. Umel langsung saja mengejarnya “ku mohon, jadilah actor di film perdana freak Lover” sahut Umel sambil nyengir dan menunjuk script berjudul sama di tangannya. si cowok yang sedang memanggul sekarung beras dengan wajah kumal dan ditutupi topi menoleh kaget. “apa?”,”kamulah orangnya!” seru Umel. “kamu orangnya, oh ya Tuhan aku tidak percaya aku menemukannya disini, bagaimana mungkin bisa, kamu mirip sekali dengan apa yang ku bayangkan” sahut Umel sambil menatap si cowok dengan mata berair. “dasar, wanita gila” sahut si cowok.
“ya aku memang benar-benar sudah gila, tunggu sebentar aku akan menelfon produsernya” sahut Umel lalu merogoh tasnya. karena saking senang dan groginya tasnya jatuh dan isinya berserakan di tanah. “tu-tunggu sebentar ya” sahut Umel lalu meraih ponselnya dan menelfon. “pak aku sudah menemukan dia, aku sudah menemukan orang yang akan memerankan Ondo!” seru Umel sambil melompat lompat kegirangan. “ini bicara langsung padanya ya, biar dia percaya aku tidak bohong” baru aja Umel mau memberikan ponselnya si cowok udah hilang gak tau kemana. “ya Tuhan, kemana dia pergi, nanti aku telfon lagi pak” sahut Umel menutup telfon dan berlari kea rah keramaian tapi cowok itu sudah hilang. seminggu kemudian Umel datang ke hotel mewah menghadiri perayaan telah dipilihnya pemeran freak lover. tapi tampak sepi. “aktornya membatalkan lagi, managernya telfon katanya dia tidak jadi mengambil peran ini karena tau kalau film ini sudah diprediksikan tidak akan pernah laris” sahut salah satu kru. Umel melongo.”apa?”. dilihatnya sebuah majalah yang tergeletak di atas meja. Umel langsung shock saat melihat foto yang terpampang di sampul majalah. “siapa dia?” Tanya Umel polos. “dia itu kan actor yang baru membatalkan kontraknya dengan kita, masa kau tidak tau sih? baru actor baru saja lagaknya sok sekali katanya seminggu lalu ada wanita gila yang mengejarnya dan memaksanya main film dengan judul yang sama, managernya bilang itu mungkin pertanda sial makanya tidak jadi mengambil peran ini”.Umel mendesis. “apa??” serunya sambil memegang dahi. “kalo dia actor kenapa memanggul beras dengan muka seperti itu?”,”kau bertemu dengan dia juga ya? itu pasti saat dia lagi syuting jadi kuli pasar, seharusnya itu episode terakhir filmnya tapi jadi gagal karena wanita gila itu tiba-tiba muncul, syuting jadi di tunda dan dia membatalkan kontrak secara sepihak” sahut si kru dengan berapi-api. Umel bengong. “wanita gila, aku rasa dia yang gila sengaja mengarang bertemu wanita gila agar tidak perlu main film kita, yang benar saja” ujar si kru lalu pergi. Umel masih bengong sambil memelototi sampul majalah ditangannya mengingat kejadian seminggu lalu di pasar.
“dasar wanita gila”,
“ya aku memang benar-benar sudah gila”,
Umel menggaruk rambutnya lalu membalikan majalah itu. “sshh.. ya aku memang benar-benar sudah gila” sahutnya ngomong sendiri. “benar aku pasti sudah gila” sahutnya lalu keluar ballroom hotel dengan rambut acak-acakan. “aduuuh kenapa aku bisa berkata seperti itu padanya waktu itu, ck” ujar Umel saat sampai di depan pintu masuk hotel. di rumah Umel menyalakan tv. “hancur sudah” sahutnya sambil memelototi orang yang sedang berjalan di pasar sambil memanggul beras di punggungnya. “jadi dia memang actor ya” Umel mendesis lalu mengganti chanel. muncul muka cowok itu lagi dalam acara lain. interview with idol. “astaga” Umel mengganti lagi chanelnya. acara flora dan fauna. “setidaknya makhluk itu tidak mungkin nongol disini kan?” ujar Umel namun tiba-tiba seseorang muncul dari balik gajah. cowok itu lagi. “ya benar dia sangat lucu sekali” ucap si cowok itu sambil tertawa lebar tanpa dosa. CTEKKK… Umel mematikan tvnya lalu memutar film drama dari DVD. “tidak ada namanya disini, memangnya dia kira Cuma dia actor di dunia ini apa”. setengah jam durasi film berjalan. si wanita dalam film ini sedang dalam perjalanan wisata ke suatu tempat. Umel mengambil sampul DVD nya. You are my Love. saat Umel mendongak ke layar tv nya si wanita sudah ada di suatu taman di tengah hujan lalu tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan jas lengkap melewatinya. tiba-tiba jantung si wanita berdebar cepat. ia pun menoleh ke arah si laki-laki yang  terus berjalan. Umel melotot saat wajah si laki-laki itu di zoom. cowok itu. tiba-tiba cowok itu menoleh ke arah si wanita. “berhenti melihatku dasar kau wanita gilaaa!!!” serunya. “owh” ucap Umel langsung mempause DVDnya.
keesokan harinya Umel ke lokasi syuting. produser bilang sudah ditemukan actor yang bersedia memerankan film Freak Lover. saat datang di lokasi Umel merasa senang. akhirnya ia berhasil jadi penulis script. dan ini adalah film pertamanya. diliriknya para kru dan para artis yang sedang make up. semua kru tampak senang dan bersemangat. sampai salah satu dari mereka berceletuk. “aku fikir film ini akan dibatalkan, tapi aku tidak pernah menyangka actor sehebat dia  mau main di film kita, dari dulu aku bermimpi bisa satu produksi film dengan dia”, “iya, padahal setauku jadwalnya sangat padat, kemaren saja dia pergi ke luar negeri untuk menyalurkan bantuan, wah semoga dia tidak akan berubah fikiran seperti actor actor sebelumnya”,”tidak mungkin, aku yakin dia bukan orang seperti itu, aku dengar dia orang yang sangat selektif dalam memilih peran, jangan-jangan dia tau kalau film ini akan booming makanya dia tidak mau melewatkannya begitu saja”,”iya iya semoga saja begitu, dari dulu kita selalu meproduksi film-film gagal”. Umel memicingkan mata. “ayo-ayo syutingnya sudah mau dimulai” sahut si kru yang disusul temannya ke lokasi syuting. Umel mengikuti mereka ke lokasi. selama syuting sampai si actor utama muncul Umel sama sekali gak berhenti melongo. saat break. si actor utama duduk di singgasananya dibawah payung besar. asistennya datang dengan sebotol air mineral  di tangannya. “bagaimana?” Tanya sang sutradara yang duduk disampingnya. “oh, masih belum tau, tapi aku rasa ini film yang bagus” sahut si actor. “oh baguslah, itu yang disana” tunjuk sang sutradara membuat si actor utama menoleh ke arah yang ditunjuk. Umel melongo. “dia itu penulis scriptnya” sahut sang sutradara. si actor mengangkat satu alisnya. mereka berdua lalu bertatapan dan tertawa misterius. Umel mendengus. “kenapa mereka jadi menertawai aku?” sahutnya lalu melihat baju dan sepatunya. “gak ada yang salah” sahutnya kemudian lalu menoleh. matanya melotot saat melihat cermin besar yang berdiri di sampingnya. rambut. Umel mendesis. “mereka menertawai rambutku, karena aku punya rambut kribo begitu?” sahutnya lalu menoleh lagi ke arah sang sutradara dan si actor utama. sesekali terlihat sang sutradara menunjuk lagi ke arah Umel sambil tertawa terpingkal-pingkal. Umel mendengus kesal. seorang pelayan berjalan melewati Umel. Umel memerhatikan pelayan itu yang juga menatapnya. “apa dia liat-liat?” seru Umel gak suka. bahkan pelayan juga menertawaiku. apa aku ini begitu lucu dan imut ya?. batin Umel saat si pelayan tadi menghampiri temannya yang lain dan tertawa bersama sambil melirik ke arah Umel. tapi Umel nekat tebelin muka, secara ini film perdananya. dia gak mau melewatkannya begitu saja apalagi di hari syuting pertama. “yang penting duit, bener yang penting duit, soal yang lain dimana pun sama aja” tukas Umel sambil mengacung-ngacungkan tangannya tanda semangat. tiba-tiba si actor dan sang sutradara menghilang. Umel celingak-celinguk mencari mereka. “oh apa syutingnya sudah dimulai lagi ya?” tanyanya lalu berdiri. si pelayan dan temannya yang sedari tadi ngeliatin dia pun berbisik ke arah temannya. mereka tertawa lagi dengan tatapan melecehkan. melecehkan di mata Umel. setidaknya dia merasa begitu. Umel berjalan ke arah lain. ia merasa bisa gila berada satu tempat dengan dua pelayan aneh itu terus. orang-orang yang melewatinya tampak memandanginya aneh. Umel memajukan topi  ke depan supaya gak terlalu mencolok rambutnya. mereka ini orang-orang aneh. memangnya kenapa dengan orang yang punya rambut kribo. Umel membuang muka ke arah property syuting. beberapa meja dan sayuran serta daging di atasnya. “awaaaas!!!’ seru seseorang. Umel menoleh. “dibelakang, minggiiiirrr!!!”, “a-apa?” baru aja Umel melirik dari samping seseorang langsung menubruknya dan BRUUUUGGGHHHH. mereka pun jatuh terjungkal seketika. Umel melambaikan tangannya saat seorang pria jatuh menimpanya beserta sekarung beras yang beratnya, berapa sih itu beratnya? Umel megap-megap gak bisa napas sampai para kru berlari membantu mengangkat karung beras dan si pria darinya. “apa ini? kenapa dia bisa ada disini? sudah ku bilang kan aku tidak mau memanggul yang asli, sekarang bahuku rasanya terkilir gara-gara dia!” bentak si pria marah-marah. Umel mengedip-ngedipkan mata menyadarkan dirinya masih hidup. rumah sakit. seseorang hubungi rumah sakit. “ru-rumah..” suara Umel tercekat di tenggorokan. “dia bilang apa?” sahut kru bingung. “tidak tau” jawab kru lainnya. “hahahahaha” tiba-tiba terdengar suara orang tertawa. dilihatnya si actor utama berdiri di luar kerumunan bersama sang sutradara dan lagi-lagi mereka tertawa. apa orang itu sudah gila. disini sedang terjadi accident dan mereka masih bisa tertawa keras seperti itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar